Resensi

 RESENSI

Judul Buku    : Laskar Pelangi
Penulis        : Andre Hirata
Penerbit        : PT. Bentang Pustaka
Penyunting    : Suhindrati A. Shinta
Tahun Terbit    : September 2005
Tebal Buku    : xviii + 534 halaman
Cover        : Merah jambu bergambar sekelompok anak

Buku Laskar Pelangi tergolong buku fiksi. Laskar Pelangi merupakan buku pertama dari Tetralogi Laskar Pelangi. Buku ini adalah karya pertama dari Andrea Hirata yang telah sukses dan menjadi Best Seller. Buku berikutnya adalah Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov. Andrea Hirata mengaku bahwa novel ini awalnya hanya merupakan catatan kenangan terhadap masa kecilnya di Belitong.
Dalam buku ini bercerita tentang kehidupan sepuluh anak dari keluarga miskin yang bersekolah di Sekolah Muhammadiyah, sebuah sekolah terpencil di Belitong. Mereka ialah Ikal, Untung, Sahara, Mahar, Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Tropani dan Harun. Mereka menyebut diri mereka sebagai laskar pelangi. Ibu guru Muslimah mempunyai semangat tinggi untuk mendorong siswa-siswanya agar menjadi seorang yang berhasil kelak. Sepuluh anak dalam laskar pelangi tersebut memenuhi syarat agar SD Muhammadiyah Belitong tetap ada. Lintang pandai di bidang matematika, sedangkan Mahar pandai di bidang seni. Hingga sekolah mereka bisa meraih prestasi yang cukup membanggakan. Di akhir cerita, Ikal bercerita tentang dua belas tahun kemudian setelah lulus SMP, dan gambaran kesepuluh laskar pelangi di saat itu.
Kelebihan dari novel ini adalah bercerita tentang pentingnya pendidikan sekolah dan kuatnya moral agama, serta ceritanya menyentuh hati pembaca dan dapat diterima oleh segala umur. Selain itu novel ini juga menceritakan persahabatan dan kesetiakawanan yang erat. Sedangkan kekurangannya adalah harga buku yang asli lumayan mahal dan terdapat beberapa istilah bahasa daerah yang kurang bisa dipahami maksudnya.
Novel ini sangat baik dibaca bagi generasi-generasi muda, utamanya pelajar yang kini tak kenal jerih payah serta bersekolah hanya untuk kesenangan belaka bukan untuk menggapai masa depan yang cerah, agar dapat menjadi pelajar yang berkualitas dan menjunjung tinggi moral. Novel ini juga baik dibaca untuk pendidik agar selalu semangat dalam mengajar murid-muridnya. Selain itu bagi pemerintah, agar dapat lebih bisa memperhatikan sekolah-sekolah terpencil yang penuh keterbatasan.